RESUME JURNAL
IMPLEMENTASI LEAN
DISTRIBUTION UNTUK MENGURANGI LEAD TIME PENGIRIMAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
EKSPOR
M. Tirtana Siregar1, Zahidiputra M. Puar2
Aktifitas distribusi memiliki peran
yang sangat penting dalam sebuah industri untuk meningkatkan pelayanan
operasional kepada konsumen, menekan biaya dsitribusi dan mengurangi jumlah
persediaan di gudang (inventory). Saluran
distribusi yang baik dapat membuat suatu kelompok rangkaian organisasi yang
berhubungan erat satu sama lain dan terlibat dalam proses untuk menjadi suatu
barang atau jasa yang siap digunakan atau dikonsumsi.
Salah satu permasalahan yang
dihadapi perusahaan PT. Semen Padang dalam kegiatan distribusi adalah lead time pengiriman barang yang
panjang. Penyebab dari permasalahan tersebut adalah beberapa aktifitas yang
tidak memberikan nilai tambah.
Pengolahan
data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan value stream mapping yang telah terpilih dilakukan penggambaran
keseluruhan aktivitas distribusi secara detail termasuk di dalamnya aliran
fisik dan informasi yang terjadi, waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas,
jarak yang ditempuh tingkat persediaan dan panjang lead time pada tiap area dalam sistem distribusi produk.
2. Penentuan waste kritis atau Critical to Quality (CTQ) didasarkan pada
waste yang paling mempengaruhi panjangnya lead time dalam proses distribusi.
3. Setelah waste diketahui yang merupakan CTQ maka identifikasi penyebab waste
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan konsep “why-why” yang merupakan sistematika bertanya ”mengapa” tentang
penyebab-penyebab beberapa kali, maka akan ditemukan sumber dan akar penyebab suatu
masalah, sehingga solusi yang efektif adalah menghilangkan/mengatasi akar
penyebab masalah tersebut.
4. Perancangan usulan perbaikan untuk
mengurangi penyebab terjadinya waste
menggunakan prinsip 5W-1H.
Hasil dan pembahasan:
Dari
hasil identifikasi waste yang
mengakibatkan lead time pengiriman yang panjang diperoleh:
1. Waiting
Melakukan validasi faktur order dari
permintaan departemen sales memerlukan waktu yang cukup lama sehingga
pengiriman harus menunggu sampai faktur selesai divalidasi dan diserahkan ke
bagian logistik.
2. Transportation
Satu
truk pengangkut akan mengirim semen curah ke silo semen di pelabuhan teluk
bayur dengan jarak yang cukup berjauhan, dalam satu kali pengiriman sehingga
menyebabkan waktu pengiriman menjadi lama.
3. Inappropriate
processing
Pemeriksaan kedatangan dan keberangkatan truk yang terjadi
berulang kali, seperti proses pemeriksaan yang dilakukan saat truk datang dalam
keadaan kosong dan keberangkatan truk yang sudah dimuatkan semen packing yang
akan dikirim ke silo pelabuhan teluk bayur.
4. Unnecessary
inventory
Persediaan semen yang ada di silo pelabuhan teluk bayur
tergantung pada ketersediaan semen yang diproduksi di pabrik Indarung. Jika
persediaan di silo pabrik Indarung kosong akan mengkibatkan ketersediaan silo
di pelabuhan teluk bayur juga kosong.
5. Unnecessary
motion
Pergerakan pekerja yang tidak perlu dan mengganggu dalam
gerakan pengambilan semen packing dan penataan tumpukan semen di dalam palka
kapal.
Berdasarkan penyebab utama
terjadinya waste waiting dan transportation yang didentifikasi melaluia analisa
VALSAT maka dibuat suatu rencana perbaikan yang mengacu pada prinsip 5W-1H .
Rancangan
usulan perbaikan untuk proses
waiting pada pemuatan semen ke dalam kapal
Tabel
diatas menunjukkan penggunaan crane sangat efektif untuk meningkatkan pemuatan
semen ke dalam kapal dengan efektif. Crane yang digunakan sebelumnya harus dipastikan
dapat beroperasi dengan baik, departemen maintenance harus selalu berada di area
crane, agar pada saat terjadi kerusakan, perbaikan mesin crane dapat dilakukan
dengan cepat, sehingga tidak mengganggu aktifitas
pemuatan. Permasalahan kedua yaitu transportation, dapat
diatasi dengan mengurangi aktivitas transportasi pemindahan semen dari lokasi
produksi Indarung ke tempat pelabuhan teluk bayur. Aktivitas transportasi yang
berlebih menyebabkan waktu pengiriman menjadi lebih lama, oleh karena itu
diberikan usulan perbaikan melalui analisa 5W-1H.
Rancangan
usulan perbaikan untuk proses transportation
pemuatan
Pembuatan
scheduling pada proses pengiriman semen ekspor, dapat meminimalisir waktu
transportasi yang cukup tinggi, dengan penjadwalan yang efektif dapat membuat
pengiriman secara teratur dan menghindari keterlambatan pengiriman. Penggunaan
metode vehicle routing problem (VRP)
dapat membuat keteraturan lalu lintas truk, sehingga tidak terjadi bentrok
antara truk pengiriman domestik dengan truk pengiriman ekspor. Kondisi cuaca
juga merupakan faktor penting dalam proses pemuatan barang. Penjadwalan yang
baik dapat menghindari keterlambatan pengiriman semen di negara tujuan.Berdasarkan
analisa perbaikan 5W-1H maka didapat perbaikan aktivitas distribusi menjadi
lebih efektif, aktivitas transportasi dan menunggu dirubah menjadi aktivitas
yang memiliki nilai tambah (Value added).
Penelitian tentang konsep lean ini
baru pertama kali dilakukan di PT Semen Padang Indonesia dimana belum ada
penelitian sebelumnya. PT. Semen Padang sebagai perusahaan yang memproduksi
semen dengan berbagai macam tipe semen yang hampir keseluruhan prosesnya
dilakukan dalam keadaan berdasarkan pesananan dari departemen sales, sehingga
penentuan jadwal harus berkoordinasi dengan departemen sales dan departemen
distribusi. Proses pengiriman semen kantong ekspor yang menjadi obyek
penelitian berbeda dengan proses pengiriman semen dengan domestik, karena
untukmelakukan pengiriman semen ekspor diperlukan beberapa tahap, umumnya dua
tahap yaitu proses pengiriman tahap 1 yang kemudian dilanjutkan dengan proses
pengiriman secara berkelanjutan pada tahap selanjutnya dimana fenomena ini
apabila setiap pengiriman terjadi keterlambatan maka PT. Semen Padang akan
mendapatkan potongan harga jual semen dari konsumen. Oleh karena itu, dengan
usulan penjadwalan dan perampingan sistem pengiriman semen ekspor diharapkan
dapat memperkecil jumlah keterlambatan pengiriman ekspor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar